Di Posting Oleh : Qanita Aqilah
Kategori : Kisah Islami Kisah Nabi
Nabi Nuh as. adalah nabi ketiga setelah Nabi Adam as dan Nabi Idris as. Sama seperti dengan nabi pendahulunya, Nabi Nuh as juga hidup di tengah kaum yang tidak percaya kepada Allah SWT. Mereka lebih suka menyembah berhala daripada mengikuti ajaran yang dibawa Nabi Nuh as agar menyembah Allah SWT.
Mereka lebih senang hidup bebas tanpa kendali, daripada mengikuti ajaran Nabi Nuh as yang penuh dengan aturan-aturan. Kebebasan yang mereka sukai itu telah membuat kaum itu semakin tersesat. Hidup mereka tak ubahnya dengan hidup binatang.
Pada awalnya, keberadaan Nabi Nuh as tidak mengusik kemauan dan kesenangan mereka. Namun ketika Nabi Nuh as mulai mengingatkan dan mengajak kaumnya untuk menuju jalan kebenaran, mereka mulai tidak suka dengan utusan Allah SWT itu. Setiap kali Nabi Nuh as menyampaikan ajakan untuk menyembah Allah SWT, hinaan dan caci maki yang mereka berikan.
Yang paling membuat Nabi Nuh as merasa bersedih adalah keluarganya sendiri. Yaitu istrinya dan anaknya yang bernama Kan'an yang menolak mengikutinya untuk menyembah Allah SWT. Mereka tetap saja berkeyakinan bahwa berhala-berhala lah yang mereka sembah dan sebagai sumber kehidupan.
"Ayah jangan melarang keyakinan kami kepada berhala-berhala itu. Karena dialah yang memberi kehidupan dan rejeki kepada kami, "kata Kan'an kapada ayahnya Nabi Nuh as.
Nabi Nuh as sampai menitikkan air mata melihat istri dan anaknya yang lebih senang memilih jalan sesat seperti itu.
"Berhala-berhala itu hanya batu yang tidak bisa berbuat apa-apa untuk kalian. Allah lah yang mengatur semua kehidupan, karena Dia lah yang patut kita sembah, "kata Nabi Nuh as.
Hati istri dan anak Nabi Nuh as sudah membatu, sehingga sulit bagi Nabi Nuh as untuk menyadarkannya. Nabi Nuh as pun berdoa kepada Allah SWT agar menurunkan hidayah untuk keluarganya.
Kaum Nabi Nuh as yang menolak ajarannya, tingkah lakunya semakin tidak terkendali. Mereka menganggap dengan kekayaan yang mereka miliki dapat berbuat semaunya. Pengikut Nabi Nuh as yang rata-rata hidup dalam kemiskinan, mereka hina dan mereka perlakukan dengan semena-mena.
"Wahai Nuh, kalau kamu mau harta yang berlimpah kami bersedia memberikannya. Dan kalau kamu menginginkan kedudukan yang tinggi, kami akan mengangkatmu sebagai pimpinan. Tapi dengan satu syarat, kamu harus menghentikan ajaranmu yang melarang kami menyembah berhala, " bujuk mereka.
"Aku tidak pernah mengingkan harta seperti yang kalian miliki. Dan aku juga tak pernah berangan-angan untuk menjadi pemimpin diantara kaum ini. Sebenarnya aku selalu mengajak kalian untuk kembali kepada Allah SWT, Zat yang patut kalian muliakan dan disembah, "jawab Nabi Nuh as.
Beratus-ratus tahun lamanya Nabi Nuh as berusaha mengajak umatnya yang sesat agar kembali kepada jalan Allah SWT. Namun hanya sedikit saja diantara mereka yang mau mengikuti ajarannya. Akhirnya Nabi Nuh as berdoa kepada Allah SWT untuk meminta pertolonganNya.
Allah SWT memberikan petunjuk agar Nabi Nuh as membuat perahu yang besar dengan bimbingan para malaikat. Meskipun mendapatkan ejekan dari orang-orang kafir, Nabi Nuh as tetap melaksanakan perintah Allah SWT itu.
"Orang yang selalu membujuk kita untuk menyembah Tuhannya, ternyata benar-benar orang gila. Lihatlah, dia membuat perahu di atas gunung pada musim kemarau seperti ini. Apa mau mengajak kita berlayar ke atas langit sana?" demikian olok-olok mereka kepada Nabi Nuh as.
Setelah perahu selesai dibuat, Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Nuh as untuk memasukkan ke dalam perahu berpasang-pasang binatang dan tumbuhan bermanfaat yang bisa dibawa, juga semua pengikutnya.
Hujan pun tiba-tiba saja turun dengan derasnya sampai berhari-hari lamanya. Daratan yang semula kering dan tandus, kini digenangi air yang menenggelamkan apa saja yang ada di atasnya. Orang-orang kafir yang tadinya mengejek dan memperolok, mulai panik memikirkan keselamatan dirinya.
Tapi tak seorangpun yang selamat, termasuk istri dan anak Nabi Nuh as. Tidak ada waktu lagi bagi mereka untuk menyadari semua kesalahan yang telah mereka perbuat. Tak ada kesempatan bagi mereka untuk bertaubat. Allah SWT terlanjur murka dan menunjukkan kekuasaanNya.
Jika Dia menghendaki, dalam sekejap saja bisa memusnahkan dan menghancurkan semua ciptaanNya. Hanya Nabi Nuh as dan orang-orang yang beriman saja yang selamat.