Sebagian Besar Penderita HIV/AIDS adalah Remaja dan Dewasa Muda

Sebagian Besar Penderita HIV/AIDS adalah Remaja dan Dewasa Muda  -  AIDS adalah singkatan dari Acquered Immune Deficiency Syndrome. AIDS adalah penyakit yang belum dapat ditemukan obatnya sampai sekarang.  Penyakit ini menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga manusia mudah terserang penyakit lain. Penyakit ini disebabkan oleh virus HIV. HIV adalah singkatan dari  Human Immuno Virus.  Virus ini menyerang sel limfosit CD4 dalam tubuh manusia yang berperan sebagai system pertahanan tubuh dari infeksi. Akibatnya sistem kekebalan menurun dan rentan terhadap segala infeksi. Virus ini menular bila terjadi percampuran cairan tubuh yang mengandung HIV, yaitu melalui hubungan seksual dengan seorang yang mengidap HIV, melalui transfusi darah dan transplantasi organ yang tercemar HIV, melalui jarum suntik atau alat tusuk lainnya yang tercemar HIV, dan pemindahan dari ibu hamil yang mengidap HIV kepada janinnya.


Epidemi  HIV/AIDS telah menyebar dengan cepat.  Penyakit ini 20 tahun yang lalu belum dikenal sama sekali, akan tetapi saat ini diperkirakan lebih dari 60 juta orang terinfeksi dan lebih dari 21 juta orang meninggal karenanya.  Rata-rata setiap harinya terdapat 14 ribu orang terinfeksi, sebagian adalah usia remaja antara  15-24 tahun.  AIDS telah menjadi penyebab kematian  terbesar keempat di seluruh dunia. 

Perkiraan secara nasional oleh Kementerian Kesehatan tahun 2002 jumlah pengidap HIV/AIDS di Indonesia adalah sekitar 90 � 130 ribu orang. Akan tetapi yang tercatat dan dilaporkan hanya sekitar 6000 orang sejak 1987. Sampai sekarang di Indonesia telah ditemukan banyak kasus terinfeksi HIV/AIDS yang jumlahnya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Kasus terbanyak infeksi HIV/AIDS di Indonesia berturut-turut ditemukan di  DKI Jakarta, Papua, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Kepulauan Riau dan Riau. Sedangkan kelompok umur yang paling banyak ditemukan kasus HIV/AIDS adalah kelompok umur dewasa muda yaitu usia 20 � 29 tahun, disusul berturut-turut 30-39 tahun, 40-49 tahun dan 15-19 tahun.  Menurut jenis penularannya kasus HIV/AIDS  terbanyak ditemukan pada pengguna jarum suntik  (Intravenous Drugs Users), disusul  pasangan heteroseksual, homoseksual, penularan saat persalinan, transfusi darah dan lain-lain.  Saat ini Indonesia tidak lagi tergolong sebagai Negara dengan prevalensi infeksi rendah, akan tetapi sudah terjadi peningkatan status menjadi epidemi terkonsentrasi. 

Faktor- faktor yang menyebabkan peningkatan cepat epidemi di Indonesia  antara lain terbanyak adalah penggunaan narkoba dengan jarum suntik yang tidak steril, peningkatan atau meluasnya industri seks yang melayani  7-10 juta konsumen setiap tahun serta minimnya penggunaan kondom  oleh pelanggan pekerja seks komersil.  Apabila tidak segera ditanggulangi maka, HIV/AIDS akan dengan cepat meniadakan kemajuan pembangunan yang telah dicapai bangsa selama ini. 

Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan tersebut  hanyalah sebuah fenomena gunung es, dimana kasus yang muncul ke permukaan atau yang dicatat tersebut hanyalah sebagian kecil dari yang sebenarnya.  Kalau kita tinjau dari jumlah kasus menurut kelompok umur maka yang paling banyak adalah pada usia  muda yaitu usia 15 � 49 tahun dengan yang tertinggi adalah usia 20-29 tahun.  Usia tersebut tergolong usia produktif, sehingga  peningkatan jumlah kasus akan berpengaruh secara ekonomi dan sosial terhadap penderita, keluarga maupun perekonomian negara.  Angkatan kerja produktif meninggal, jumlah yatim piatu meningkat, menyebabkan pelayanan sosial dan kesehatan terbebani. Tingginya kasus HIV/AIDS pada remaja dan dewasa muda kemungkinan disebabkan oleh ketidaktahuan mereka tentang apa itu HIV dan AIDS itu sendiri, apa penyebabnya, bagaimana cara penularannya serta bagaimana mencegah agar tidak tertular penyakit tersebut. Oleh karena itu sangatlah penting memberikan informasi yang tepat tentang penyakit ini kepada masyarakat khususnya remaja agar peningkatan kasus tidak terjadi di masa depan dan tidak terjadi loss generation pada bangsa kita. Peran pemerintah maupun masyarakat melalui Lembaga Swadaya Masyarakat menjadi sangat krusial.

Periksa Payudara Mandiri Remaja untuk Deteksi Dini Kanker Payudara

Kanker payudara merupakan kanker yang sangat menakutkan bagi kaum wanita. Di Indonesia merupakan penyakit kanker dengan jumlah penderita nomer dua terbanyak setelah kanker mulut rahim. Kejadian kanker payudara akan semakin meningkat di masa depan. Kanker ini dapat menyerang siapa saja, terutama yang mempunyai beberapa faktor resiko seperti tidak menikah, obesitas, riwayat keluarga, mendapat terapi hormon yang lama serta radiasi di daerah dada. Karena penyebab yang belum pasti, pencegahan sukar dilakukan serta perjalanan penyakit yang sukar diduga  menjadikan kanker ini sangat ditakuti, khususnya kaum  wanita


Tanda-tanda dan gejala umum dari kanker payudara antara lain adanya benjolan payudara yang tak nyeri atau benjolan di ketiak, pendarahan atau pengeluaran cairan dari puting, perubahan warna atau rasa sewaktu diraba pada kulit payudara atau puting misalnya pembentukan lesung atau kerutan atau ruam merah serta perubahan dalam ukuran atau bentuk payudara. Apabila ditemukan dalam stadium dini, yang biasanya masih berukuran keci serta mendapat pengobatan tepat, maka angka kesembuhan akan semakin tinggi. Usaha untuk ini adalah pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)  merupakan cara efektif menemukan tumor secara dini. Penderita kadang-kadang secara tidak sengaja menemukan penyakit ini, bahkan ada penelitian menyebutkan sekitar 90 % kanker ini ditemukan dengan SADARI. Dengan demikian akan sangat besar artinya bila SADARI lebih digalakkan terhadap kaum wanita terutama yang lebih dari 30 tahun (Cancer Age) diharapkan akan banyak dijaring kasus kanker secara dini.

Di Negara maju kesadaran masyarakat untuk melakukan SADARI cukup tinggi, sehingga kasus baru telah dapat diketahui sejak dini. Di Indonesia sebagian besar penderita datang ke dokter pada stadium lanjut. Keenggan para wanita dewasa memeriksakan diri sebelum muncul gejala kanker mengarah ke stadium lanjut serta pengaruh agama dan nilai-nilai budaya timur yang membuat wanita enggan diperiksa oleh petugas kesehatan laki-laki, maka kemampuan dan kemauan melakukan deteksi dini mutlak diperlukan.  Sebagai remaja yang akan beranjak dewasa, remaja khususnya remaja putri juga harus mampu melakukan pemeriksaan payudara mandiri.

Untuk pendeteksian secara dini kanker payudara, disarankan melakukan SADARI setiap bulan dan pemeriksaan klinis ke dokter setiap tahun. Sedangkan untuk yang sudah berusia 40 tahun dianjurkan melakukan pemeriksaan mamografi setahun setahun sekali.  Ada tiga (3) langkah penting dalam melakukan SADARI yaitu : 

Pemeriksaan di depan cermin.  
  • Berdirilah seperti biasa di depan cermin, ambil pose seperti gambar disamping 
  • Perhatikan kesimetrisan kedua payudara, payudara normal akan terlihat simetris antara kanan dan kiri 
  • Kemudian angkat kedua lengan melewati kepala, perhatikan apakah ada perubahan bentuk di setiap payudara, pembengkakan, lekukan, atau perubahan di setiap puting. Payudara normal tidak bengkak, tidak ada lekukan





Pemeriksaan raba pada posisi berdiri.  

  • Lakukan perabaan pada kedua payudara secara bergantian. Untuk melakukan pemeriksaan pada payudara sebelah kanan, angkat lengan kanan anda ke belakang kepala, lalu gunakan jari-jari tangan kiri untuk melakukan pemeriksaan. Lakukan langkah-langkah sebaliknya untuk memeriksa payudara sebelah kiri.





 













Pemeriksaan raba pada saat berbaring. 

  •  Berbaringlah di atas permukaan yang keras. 
  • Saat melakukan pemeriksaan pada payudara kanan, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Kemudian letakkan lengan kanan di belakang kepala. Ratakan jari-jari tangan kiri pada payudara kanan, dan tekan secara lembut dengan gerakan memutar searah jarum jam. Mulailah pada bagian paling puncak dari payudara kanan (posisi jam 12), kemudian bergerak ke arah jam 10 dan seterusnya, sampai kembali ke posisi jam 12. Setelah itu, pindahkan jari-jari Anda kira-kira 2 cm mendekati puting. Teruskan gerakan memutar seperti sebelumnya hingga seluruh bagian payudara, termasuk puting selesai diperiksa. 
  • Lakukan hal yang sama pada payudara sebelah kiri.
Teknik SADARI yang benar harus menggunakan buku jari dari ketiga jari tengah Anda, bukan ujung jari. Anda sangat dianjurkan untuk mengulang-ulang gerakan melingkar dengan buku jari yang disertai dengan sedikit penekanan. Namun penekanan yang berlebihan dapat menyebabkan tekanan pada tulang rusuk dan akan terasa seperti benjolan.

Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan sebulan sekali. Para wanita yang sedang haid sebaiknya melakukan pemeriksaan pada hari ke-5 sampai ke-7 setelah hari pertama masa haid, ketika payudara mereka sedang mengendur dan terasa lebih lunak. Biasakan untuk melakukan pemeriksaan secara rutin tiap bulan. Tujuannya agar Anda menjadi "akrab" dengan payudara sendiri. Jika sudah tidak mengalami siklus haid, pilih satu tanggal di setiap bulan dan selalu lakukan pemeriksaan di tanggal tersebut.
Jika menemukan adanya benjolan atau perubahan pada payudara yang membuat resah, segera konsultasikan ke dokter. Jika dokter menginformasikan bahwa hasil pemeriksaannya menunjukkan tidak adanya kelainan tapi masih tetap resah  bisa meminta pendapat kedua dari seorang dokter spesialis.

DUNIA KESEHATAN

DUNIA ISLAM