Kehamilan Tidak Diinginkan


kehamilan tidak diinginkanKehamilan  Yang Tidak Diinginkan - Kehamilan bagi sebagian orang merupakan anugerah dan sangat didambakan, karena mereka percaya bahwa anak adalah titipan Tuhan. Dengan hamil mereka dapat meneruskan keturunannya. 

Disisi lain kehamilan merupakan malapetaka dan tidak diinginkan. Hal ini dikarenakan wanita belum siap atau tidak menginginkan kehamilan tersebut. Kebanyakan terjadi di kalangan remaja . Ada banyak hal yang menyebabkan terjadinya suatu kehamilan yang  tidak diinginkan.

Kehamilan tidak diinginkan  adalah suatu kondisi dimana pasangan (laki-laki dan perempuan) tidak menginginkan terjadinya kelahiran sebagai akibat kehamilan.

Terjadinya kehamilan disini dapat diakibatkan oleh perilaku atau hubungan seksual
yang disengaja maupun tidak disengaja seperti perkosaan. Banyak kejadian yang menunjukkan orang yang tidak bertanggung jawab atas kejadian ini.

WHO pada tahun 2000 memperkirakan 2/3 kehamlan didunia merupakan  Kehamilan tidak diinginkan yaitu sekitar 50 juta /tahun. Di Indonesia sendiri diperkirakan sekitar 1 juta perempuan mengalami  Kehamilan tidak diinginkan tiap tahunnya. Kejadian ini dapat menimpa pasangan yang belum menikah ataupun yang sudah menikah. 

Bagi yang belum menikah beberapa pasangan bertanggung jawab dengan melakukan pernikahan, sedangkan beberapa yang lain melakukan aborsi atau pengguguran kandungan. Aborsi sebagian besar adalah aborsi criminal. Kadang-kadang aborsi dilakukan tidak dengan cara aman sehingga dapat mengakibatkan dampak-dampak tertentu.


kehamilan tidak diinginkanKehamilan  tidak diinginkan bagi pasangan yang belum menikah dan keluarganya merupakan sebuah aib terutama bagi masyarakat peradaban timur seperti Indonesia.  Bagi mereka ini adalah sebuah dilemma. 

Disatu sisi kalau dipertahankan maka harus membuang rasa malu. Kalau diteruskan tentunya harus ada yang bertanggung jawab terhadap calon bayi tersebut agar mempunyai ayah. 

Disamping itu juga harus mempertimbangkan pendidikan si calon ibu dan bagaimana dengan risiko yang akan dihadapi saat bersalin. 

Disisi lain kalau digugurkan maka akan melanggar Undang-undang serta norma dan ajaran agama. Kebanyakan mereka melakukan aborsi pada tenaga dukun, dikarenakan rasa malu dan pihak laki-laki tidak mau bertanggung jawab.

Penyebab Kehamilan tidak diinginkan

Banyak faktor yang menyebabkan  Kehamilan tidak diinginkan antara lain :

  1. Penundaan dan meningkatnya usia kawin serta semakin mudanya umur saat menarch (menstruasi pertama kali ). Hal ini menyebabkan semaki jauhnya jarak saat menstruasi sampai dengan menikah, masa rawan semakin meningkat. Terbukti adanya meningkatnya kehamilan diluar nikah.  
  2. Kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi serta perilaku seksual yang menyebabkan kehamilan.  
  3. Tidak menggunakan alat kontrasepsi terutama bagi wanita yang sudah menikah.  
  4. Kegagalan alat kontrasepsi  
  5. Kehamilan tersebut diakibatkan oleh pemerkosaan 
  6. Kondisi ibu yang tidak mengijinkan atau menderita penyakit-penyakit tertentu  
  7. Pertimbangan ekonomi, tidak memiliki biaya untuk melahirkan dan membesarkan anak.   
  8. Alasan karir atau sekolah karena kehamilan dianggap menghalangi karir atau pendidikan di sekolah.  
  9. Kehamilan karena incest atau masih ada pertalian darah  
  10. Kondisi bayi yang dikandung cacat atau jenis kelaminnya tidak sesuai keinginan.

Aborsi  dan Masalahnya

Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan tidak diinginkan akan menyelesaikannya dengan aborsi atau pengguguran kandungan. Sebagian besar mereka yang menggugurkan kehamilan tersebut dengan cara cara tradisional yang tidak aman. Aborsi cara tradisional mempunyai resiko tinggi seperti infeksi rahim, kemandulan, infeksi dan perdarahan hingga kematian. 

Selain itu aborsi kriminal tersebut  bertentangan dengan Undang-Undang Kesehatan serta hukum-hukum yang berlaku di Indonesia dimana tidak ada satupun yang melegalkan aborsi tanpa indikasi medis.

Risiko Kehamilan pada Remaja


Kehamilan pada usia remaja, apalagi disebabkan oleh hubungan seks pranikah dapat menjadi trauma kejiwaan terhadap remaja putrid, terutama bagi yang mengalami pertama kali. Hal ini dikarenakan perkembangan kejiwaannya belum stabil.

Risiko kehamilan pada remaja ditinjau dari aspek kesehatan antara lain dapat mengakibatkan bayi dengan berat badan lahir rendah dan kematian perinatal. Sedangkan bagi ibu dapat menyebabkan terjadinya abortus, perdarahan, persalinan sulit dan lain-lain. Remaja yang hamil amat berisiko menderita keracunan kehamilan (preeklapsia dan eklampsia), disproporsi kepala bayi dengan tulang-tulang jalan lahir oleh karena tulang-tulang panggulnya belum tumbuh dengan sempurna. 

Remaja yang hamil juga kurang pengawasan selama kehamilan dan persalinan, akibatnya sering terjadi kekurangan nutrisi pada remaja tersebut maupun janin yang dikandungnya. Sedangkan dari aspek sosial Kehamilan tidak diinginkan  dapat mengakibatkan remaja tersebut menarik diri dari pergaulan sosial, dari sekolah, keluarga, lingkungan dan masyarakat serta terjadi kecemasan terhadap kehamilannya.

Pencegahan Kehamilan tidak diinginkan

Pencegahan Kehamilan yang Tidak Diinginkan antara lain melalui beberapa yaitu :
  1. Cara yang paling efektif adalah tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
  2. Mengisi waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti olahraga, seni dan kegiatan keagamaan
  3. Hindari perbuatan yang dapat menyebabkan dorongan seksual seperti meraba-raba tubuh pasangan maupun menonton video porno
  4. Memperoleh informasi tentang manfaat dan menggunakan alat kontrasepsi, cara menggunakannya serta kemungkinan kegagalannya
  5. Pada pasangan yang telah menikah sebaiknya memakai kontrasepsi yang aman seperti suntikan, sterilisasi, IUD dan implant.

Penanganan Kasus Kehamilan tidak diinginkan  

Diperlukan penanganan ekstra sabar dan bersahabat pada remaja. Alternatif yang biasanya digunakan menyelesaikan kehamilan tidak diinginkan antara lain dengan menyelesaikan secara kekeluargaan, pasangan tersebut segera menikah.

Infeksi Menular Seksual, Gejala dan Cara Pencegahannya




Infeksi Menular SeksualInfeksi Menular Seksual, Gejala dan Cara Pencegahannya. Dewasa ini tidak dipungkiri bahwa cenderung terjadi tren pergaulan remaja yang mengarah ke pergaulan bebas yang ditandai perilaku seks pranikah yang kadang-kadang dengan pasangan yang berganti-ganti. Gaya hidup yang demikian sangat berisiko terjadinya penularan penyakit menular seksual.  Apalagi perilaku seks bebas yang dilakukan tanpa menggunakan pengaman seperi alat kontrasepsi berupa kondom, makin meningkatkan tejadinya kejadian terinfeksi Infeksi Menular Seksual.


Infeksi menular seksual atau IMS adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular yang menyebabkan infeksi pada alat reproduksi laki-laki maupun wanita, baik hubungan seks melalui senggama (vaginal), lewat mulut (oral/karaoke) ataupun lewat dubur (anal). Dalam Bahasa Inggris sering disebut Sexual Transmitted Desease (STD).IMS sudah sangat umum, yang paling banyak dikenali adalah GO (Gonorrhea), Sifilis dan AIDS. Menurut WHO diperkirakan di seluruh dunia terdapat 333 juta kasus IMS baru setiap tahunnya dan sekitar 1 juta kasus terjadi setiap harinya.   Infeksi Menular seksual akan lebih berisiko apabila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, anal maupun oral.

Bila tidak diobati dengan tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan kematian. Untuk remaja perempuanperlu disadari mereka  lebih rentan terkena IMS, sebab alat reproduksinya lebih rentan. Dan sering berakibat lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali. Infeksi Menular Seksual dapat mempermudah penularan HIV begitu juga sebaliknya


Tanda dan Gejala

Gejala IMS  pada laki-laki mudah dikenali, dilihat dan dirasakan karena bentuk alat kelaminnya yang menonjol, sedangkan pada perempuan sebagian besar tanpa gejala dan seringkali tidak disadari.

Pada laki-laki gejala-gejala infeksi menular seksual antara lain

  • Bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada alat kelamin/penis 
  •  Luka tidak sakit, keras dan berwarna merah pada alat kelamin. 
  •  Adanya kutil dan tumbuh daging seperti jengger ayam 
  •  Rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin 
  • Rasa sakit yang hebat pada saat kencing 
  •  Kencing nanah atau darah yang berbau busuk
  • Bengkak, panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian berubah menjadi borok
  • Kehilangan berat badan yang drastic, disertai mencret-mencret terus menerus dan sering demam dan berkeringat malam. 
Pada perempuan gejala �gejala IMS antara lain 
  • Rasa sakit atau nyeri pada saat kencing dan berhubungan seksual 
  •  Rasa nyeri pada perut bagian bawah 
  •  Pengeluaran lender pada alat kelamin/vagina 
  •  Keputihan berwarna putih susu, bergumpal dan disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin dan sekitarnya 
  • Keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk dan gatal 
  •  Timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seks 
  •  Binti-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada alat kelamin

Penularan dan Pencegahan IMS

Penularan IMS dapat  melalui beberapa cara antara lain :
  • Hubungan Seksual : Hubungan seksual yang tidak aman merupakan jalur utama penularan 
  • Penggunaan jarum suntik, misalnya HIV dan Hepatitis B 
  •  Kontak fisik selama hubungan seksual, misalnya luka-luka pada alat kelamin seperti herpes dan sifilis 
  • Melalui darah dan produk darah, misalnya HIV,Sifilis dan Hepatitis B dapat ditularkan melalui transfusi darah 
  •  Menyusui, dapat menularkan HIV ke bayi 
  • Tindakan medis dan benda tajam 
  •  Ditularkan melalui kehamilan dari ibu ke bayinya seperti HIV dan Sifilis 
  •  Ditularkan saat proses kelahiran, seperti GO dan HIV

Perilaku yang berisiko tertular IMS antara lain : 
  •  Sering berganti-ganti pasangan 
  • Memiliki pasangan seksual lebih dari satu 
  •  Memiliki pasangan seksual yang tidak tetap, pekerja seks ataupun pelanggan pekerja seks 
  •  Pernah terkena IMS sebelumnya
  • Menukar seks dengan uang 
  •  Menukar seks dengan obat-obatan atau barang lainnya 
  •  Menusuk/melukai kulit misalnya tattoo 
  •  Alkohol dan obat-obatan lainnya
Sedangkan Pencegahan IMS dapat dilakukan dengan cara :
  1. A-Abstinensia : Bagi Kamu yang belum menikah, cara yang paling ampuh adalah tidak melakukan hubungan seksual serta hindarilah hubungan seks yang berisiko. 
  2. B-Be faithful : Setia pada pasangan bagi yang sudah menikah 
  3.  C-Condom : Selalu menggunakan kondom untuk mencegah penularan IMS 
  4. D : Don�t inject : jangan menggunakan jarum suntik yang tidak steril. 
  5.  Selalu menjaga kebersihan dan kesehatan alat kelamin.

Jenis-jenis IMS

Jenis-jenis IMS akan dibahas pada artkel yang lain
Gonore 
 Sifilis
Herpes Genitalis 
 Klamidia 
 Trikomoniasis vaginalis 
 Kandidiasis vagina 
 Kutil kelamin 
 Hepatitis B 
 Limfogranuloma venereum 
 HIV/AIDS

  • Keluar cairan tidak normal dari saluran kencing pria : GO dan Chlamydia 
  • Keluar cairan abnormal dari kemaluan wanita : GO, Chlamydia dan Trichomoniasis 
  •  Adanya luka pada alat kelamin pria dan wanita : Sifilis, Limfogranuloma venereum, Herpez Genitalis, Chancroid. 
  •  Adanya pembengkakan testis : GO dan Chlamydia 
  •  Adanya nyeri perut bagian bawah wanita: GO, Chlamydia, bakteri anaerob.

IMS yang disebabkan oleh bukan virus seperti bakteri, jamur dan protozoa sangat bisa disembuhkan dengan obat sedangkan yang disebabkan oleh virus tidak dapat disembuhkan hanya bisa meminimalisir gejalanya.
Yang paling penting bagi remaja adalah apabila mengalami gejala-gejala seperti yang telah disebutkan di atas serta memiliki riwayat atau faktor risiko maka segeralah berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya untuk memperoleh penanganan secara dini. Ingatlah selalu MENCEGAH LEBIH BAIK DARI MENGOBATI.

Remaja dan Penyalahgunaan NAPZA



Penyalahgunaan NAPZARemaja dan Penyalahgunaan  NAPZA - Dalam perkembangannya remaja dalam usaha pencarian jati dirinya sering terjebak dalam pergaulan yang tidak benar, salah satunya adalah penyalahgunaan NAPZA. NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. Istilah lain yang sering dipakai adalah Narkoba atau Narkotika, Psikotropika dan Obat Berbahaya lainnya. NAPZA pada mulanya dikembangkan untuk pengobatan dan penelitian untuk kebaikan manusia.  Namun akhirnya obat-obatan tersebut disalahgunakan untuk mencari kenikmatan sementara atau mengatasi persoalan sementara. Pemakaian tanpa petunjuk dan pengawasan dokter merupakan penyalahgunaan. Penyalahgunaan NAPZA akan menyebabkan ketergantungan atau kecanduan baik secara jasmani maupun emosional. Dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kematian dan kerugian sosial ekonomi yang luar biasa.

Narkotika merupakan zat-zat alamiah dan sintetis dari bahan candu/kokain atau turunannya dan padanannya, Alkohol dalam hal ini adalah minuman keras yang mengandung etanol. Psikotropika adalah obat-obatan yang mempengaruhi kesadaran karena menyasar saraf pusat seperti ekstasi, shabu-shabu,obat penenang dan obat-obatan antipsikosis. Sedangkan zat adiktif yang dimaksud adalah zat-zat yang  mengakibatkan ketergantunga seperti nikotin/tembakau dan kafein/kopi. NAPZA bisa dimasukkan ke dalam tubuh melalui mulut/oral, dihirup/inhalasi dan penyuntikan intravena/melalui pembuluh darah. Jenis-jenis NAPZA yang sering disalahgunakan adalah  Nikotin/Tembakau yaitu bahan utama rokok, ganja/mariyuana, amfetamin, ekstasi, obat-obat penenang,kokain dan heroin.  Cara kerjanya adalah merangsang saraf pusat, menekan saraf pusat dan merubah persepsi atau menyebabkan halusinasi. Mengenai NAPZA dan jenis-jenisnya akan dibahas pada artikel selanjutnya.

Penyalahgunaan NAPZA adalah pemakaian obat-obat dan zat berbahaya tersebut  bukan dengan maksud pengobatan atau penelitian serta tidak dengan petunjuk dan pengawasan medis yang pada akhirnya mengaibatkan ketergantungan atau kecanduan. Penyalahgunaan bermula dari rasa ingin tahu, coba-coba atau bersenang-senang yang akan meningkat penjadi pengguna intensif (intensive user). Pengguna narkoba / NAPZA dibedakan menjadi yang kadang-kadang memakai, biasa memakai, ketegantungan, kelompok menyuntik dan kelompok menyuntik dengan jarum bergantian.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan NAPZA


Ada 3 faktor utama yang mendorong seseorang atau sekelompok orang menyalahgunakan NAPZA yang ketiganya saling berkaitan dan tumpang tindih antara lain :
  1. Faktor Individu,  Individu yang paling berperan menentukan apakah ia ingin menjadi pengguna NAPZA ataukah tidak. Keputusan dari dorongan dalam dirinyalah yang mempengaruhinya, yaitu apakah ia mampu atau tidak melindungi dirinya dari penyalahgunaan NAPZA sangat ditentukan oleh kepribadian dan kondisi kejiwaannya. Faktor-faktor dari dalam individu yang mempengaruhi  atau menjadi penyebab penyalahgunaan NAPZA antara lain keinginan yang besar untuk mencoba tanpa sadar atau berpikir panjang akan akibatnya atau juga bisa oleh karena merasa penasaran dan hanya untuk bersenang-senang.  Faktor berikutnya adalah  hanya untuk trend atau gaya-gayaan, keinginan untuk diterima oleh lingkungan  atau kelompok, melarikan diri dari masalah. Kadang-kadang terjadi salah persepsi bahwa penggunaan sekali-sekali tidak akan menimbulkan ketagihan. Remaja kadang-kadang tidak dapat mengatasi tekanan dari kelompok pergaulan untuk menggunakan NAPZA.
  2. Faktor Masyarakat dan Lingkungan Sekitar.  Terkadang masyarakat dan Lingkungan yang member kesempatan pemakaian NAPZA yaitu adanya situasi permitif/memungkinkan seperti diskotik, pesta dan lain-lain. Lingkungan pergaulan dan teman sebaya merupakan salah satu pendorong yang kuat. Dorongan dari luar adalah adanya ajakan, rayuan, tekanan dan paksaan terhadap seseorang untuk memakai narkoba sementara orang tersebut tak dapat menolaknya. Dorongan dari luar lainnya adalah pengaruh media massa yang memperlihatkan gaya hidup dan rangsangan lainnya yang langsung ataupun tidak mendorong remaja menggunakan NAPZA.  Masyarakat yang tidak mampu mengendalikan bahkan membiarkan perdagangan NAPZA juga menjadi factor pendorong, misalnya lemahnya penegakan hokum, penjualan obat-obatan secara bebas, bisnis narkotika yang terorganisir serta semakin mudahnya memperoleh NAPZA dengan harga terjangkau.
  3. Faktor Kandungan Kimia dalam NAPZA.  Ketika seseorang sudah terbiasa menggunakan NAPZA maka secara fisik dan psikologis orang tersebut tidak dapat hidup normal tanpa adanya zat-zat tersebut dalam tubuhnya. Fisiknya akan merasa kesakitan dan merasa tidak nyaman, yang hanya akan berhenti apabila mereka sudah kembali mengkonsumsinya.  Secara psikologis ia akan membutuhkan rasa nikmat yang terbiasa didapat saat zat tersebut ada dalam tubuhnya dalam bentuk perasaan dan pikiran. Ketika kenikmatan itu tidak ada maka pikiran dan perasaanya hanya terfokus pada kebutuhan tersebut dan akan merasa tenang bila zat tersebut kembali ada dalam tubuhnya. Akibatnya akan terjadi pemakaian berulang, berkepanjangan dan ketergantungan karena terjadi peningkatan dosis. Lingkaran setan inilah yang menyebabkan ketergantungan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan penyalahgunaan NAPZA  pada remaja terjadi dimulai sekitar usia 12-13 tahun. Biasanya mereka mulai dengan NAPZA yang legal dan mudah didapat seperti rokok dan alkohol.  Selanjutnya mereka akan pindah ke yang illegal seperti ganja. Kemudian seiring bertambahnya usia akan meningkat ke NAPZA yang lebih berat. Baca juga artikel Bahaya Rokok bagi Kesehatan.

Terpenting adalah bagaimana remaja mengendalikan diri terhadap pengaruh dari faktor-faktor tersebut sehingga tidak terjerunus dalam pergaulan bebas yang mengarah ke penyalahgunaan NAPZA. Membentengi diri dengan ajaran agama serta selalu memperhatikan nasehat orang tua adalah salah satu kunci untuk menjauhinya. SAY NO TO DRUGS





DUNIA KESEHATAN

DUNIA ISLAM